Jumat, 26 Maret 2010
Riset akuntansi
Cara penelitiannya ada yang menggunakan observasi (pengamatan) dan ekperimen(percobaan).
Tujuan riset di bagi menjadi dua, yaitu :
1. Penelitian deskriptif, untuk mengambarkan keadaan objek penelitian
2. Penelitian analitik/inferensial, untuk mengambil kesimpulan umum
saya mengambil salah satu contoh riset atau penelitian Deskriptif melalui sumber:
http://www.interseksi.org/news/files/Observasi_dan_Wawancara.php
Rumusan pertanyaan riset yang sudah di susun sudah lebih fokus setelah saya memperoleh beberapa data awal hasil riset pustaka dan juga hasil dari monitoring kasus di Ciputat beberapa hari sebelumnya. Karena itu pada tanggal 22 Agustus saya sudah mulai melakukan wawancara dengan narasumber. Narasumber pertama yang saya wawancara adalah Zafrullah Ahmad Pontoh, salah satu petinggi JAI yang cukup memahami persoalan yang dihadapi Ahmadiyah.
Selain itu, narasumber ini adalah orang yang cukup saya kenal secara pribadi karena sering terlibat bersama dalam berbagai aktivitas. Pertimbangan kedekatan secara personal ternyata sangat membantu saya dalam mengajukan berbagai pertanyaan dan ternyata mendapat respon yang sangat baik. Karena itu berbagai informasi yang ia berikan sudah memenuhi target yang ingin saya gali, meskipun beberapa pertanyaan harus diperkuat dengan data tertulis. Namun hal itu tidak menjadi masalah karena yang bersangkutan juga dengan senang hati membantu saya menyediakan data-data tersebut.
Dalam pertemuan pertama ini wawancara dilakukan di markas JAI, Jl. Balikpapan Jakarta Pusat karena narasumber setiap hari beraktifitas di sini. Ditemani segelas teh hangat, wawancara berlangsung cair dan akrab sehingga tidak terasa 1,5 jam waktu berlalu. Dengan penuh antusian, ZA Pontoh menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan. Bahkan beberapa pertanyaan dijawab sangat panjang, terkadang keluar dari konteks pertanyaan. Namun hal itu saya anggap bagian penting dari metode agar yang bersangkutan lebih nyaman, karenanya saya biarkan saja.
Secara kebetulan, wawancara ini saya lakukan ketika yang bersangkutan baru saja kembali dari keliling beberapa daerah di Sulawesi dalam rangka sosialisasi SKB tiga menteri tentang Ahmadiyah. Karena itu sebelum pertanyaan saya ajukan, saya minta dia bercerita mengenai hasil perjalanannya ke Selawesi tersebut, apa yang di lakukan dan bagaimana hasil kegiatan keliling tersebut. Satu hal yang menarik, tidak semua masyarakat di grass root melihat SKB sebagai acuan hukum yang mengikat, sebagian malah menganggapnya sebagai himbauan Pemerintah Pusat yang tidak wajib diikuti Pemerintah Daerah. Bahkan banyak anggota masyarakat yang tidak terpengaruh sama sekali dengan SKB tersbut sehingga hubungan antara mereka dengan warga Ahmadiyah berjalan seperti biasa.
Dari catatan inilah saya masuk ke pertanyaan penelitian. Beberapa pertanyaan yang saya ajukan antara lain: Apa yang JAI alami pasca keluarnya fatwa MUI tahun 2005? Bagaimana perbedaan dampak fatwa MUI tahun 2005 dengan tahun 1980? Bagaimana warga Ahmadiyah menyikapi keluarnya fatwa MUI? Apa yg dilakukan pemerintah pasca keluarnya fatwa MUI 2005? Setelah fatwa MUI itu, MUI daerah mana saja yang mengikuti? Bagaimana praktek penggunaan fatwa MUI ini di lapangan? Apa tindakan JAI untuk mencegah kekerasan? Apa hasilnya? Seperti apa perlakuan aparat kepolisian pasca fatwa MUI tahun 2005? Bagaimana kronologi lahirnya 12 butir pernyataan JAI? Dan apa ada peran MUI di sana?
Beberapa pertanyaan di atas adalah pertanyaan pokok yang kemudian saya kembangkan dalam wawancara.
Keterbatasan Waktu
Terdapat satu kendala yang memang tidak bisa dihindari yakni minimnya waktu untuk penggalian data di lapangan. Hal ini dikarenakan spektrum dari penelitian ini cukup luas, meskipun yang ingin diungkap sesungguhnya sangat terfokus yaitu pandangan Pemerintah terhadap MUI: Studi Kasus Ahmadiyah. Keterbatasan waktu ini bisa juga dianggap sebagai masukan tersendiri bagi peneliti untuk mengoptimalkan berbagai data dan informasi yang diperoleh. Meskipun tujuan akhir dari penelitian ini belum bisa dicapai, secara minimal beberapa temuan awal dapat dituliskan untuk mendasari penelitian lanjutan.
Selain itu, keterbatasan waktu juga sangat terasa manakala aktifitas penelitian ini harus tertunda oleh beberapa aktifitas lembaga dimana peneliti terlibat. Contoh kongkrit, selama satu minggu terakhir (sejak tanggal 25 Agustus-4 September) belum ada aktifitas penelitian lain yang dilakukan karena harus berbagi dengan beberapa kegiatan lain. Meskipun pada dasarnya, beberapa aktifitas diluar penelitian secara tidak langsung terkait dengan substansi penelitian, namun kendala ini saya coba atasi dengan pengayaan literatur dan data kepustakaan. Selain itu, saya juga sudah mulai merumuskan kerangka tulisan untuk laporan nanti, meskipun masih sangat kasar.
pendapat saya mengenai tulisan ini:
riset ini termasuk kedalam riset diskriptif observasi melalui wawancara langsung terhadap beberapa narasumber. bagaimana cara agar narasumber nyaman akan pertanyaan yang diberikan, dan faktor yang menghambat wawancara ini terlihat jelas dalam artikel tersebut.
Rabu, 03 Maret 2010
Riset Ilmiah
RISET atau PENELITIAN sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah.
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena . Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
METODE-METODE PENELITIAN
Metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
1. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Metode penelitian kualitataif meliputi beberapa aspek diantaranya
a) Metodologi Interaksionis Simbolik adalah termasuk kedalam salah satu dari sejumlah trsadisi penelitian kualitatif yang berasumsi bahwa penelitian sistematika harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang alamiah.
b) Penelitian Naturalistic ,mengasumsikan bahwa perilaku dan makna yang dianut sekelompok manusia hanya dapat dipahami melalui analisis atas lingkungan alamiah mereka .
c) Etnografi, memanfaatkan beberapa tehnik pengumpulan data, meskipun tehnik utamanya adalah pengamatan berperan serta
d) Wawancara,bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
e) Studi Kasu adalah uraian dan penjelasan mengenai berbagai aspek seorang, kelompok atau organisasi peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti.
2. Metode Penelitian Kuantitatif.
a) Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada fenomena yang terjadi pada saat ini. Penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan dan mengklasifikasikan fakta atau karakteristik fenomena tersebut secara factual dan cermat dan melaporkannya sebagaimana adanya,karena sifanya yang alamiah,penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji teori sehingga tidak ada manipulasi perlakuan terhadap subjek maupun variabel.
b) Penelitian SIGI (Survey)
Penelitian sigi dapat dilakukan untuk memperoleh informasi yang relative akurat tanpa harus melibatkan semua populasi sehingga akan lebih efisien dan praktis.penelitian sigi atau survey menyelidiki populasi hanya berdasarkan data yang dikumpulkan dari sejumlah subjek sebagai sample.
Tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut :
A. Tahap Pralapangan
- Menyusun rancangan penelitian
- Memilih lapangan penelitian
- Mengurus perizinan
- Menjajaki dan menilai keadaan lapangan
- Memilih dan memanfaatkan informan
- Menyiapkan perlengkapan penelitian
- Persoalan etika penelitian
B. Tahap pekerjaan lapangan
- Memahami latar penelitian dan persiapan diri
- Memasuki lapangan
- Berperan serta sambil mengumpulkan data
C. Tahap analisis data
- Konsep dasar analisis data
- Menemukan tema dan merumuskan hipotesis
- Menganalisis berdasarkan hipotesis
Menurut Supranto (2003), jenis riset dapat digolongkan menurut
1. alasannya, dibagi menjadi riset dasar (basic resarch) dan riset terapan (applied research)
2. tempat melakukan penyelidikan dan Menurut tempatnya, dibagi menjadi riset perpustakaan (library research), riset laboratorium (labroratory resarch), dan riset lapangan (field research).
3. metode pengumpulan data dan tekniknya, dibagi menjadi teknik survey (survey technique), teknik eksperimen (experimental technique), dan model ekonometrik (modelling).
4. Menurut tingkat eksplanasi, dibagi menjadi riset deskriptif, riset komparatif, riset kausatif, dan riset multivarian.
Menurut Umar (2002) ,jenis riset dapat digolongkan menjadi
1. riset dasar (basic research) : riset yang hasilnya tidak dimaksudkan untuk diaplikasikan baik oleh individu, kelompok, atau bahkan suatu badan usaha. Jenis riset ini lebih ditujukan pada peningkatan dunia ilmu.
2. riset aplikasi (applied research): riset dimana hasil risetnya dimaksudkan untuk dapat dimanfaatkan baik oleh individu ataupun perusahaan.
Menurut Schroeder et.al., (2001),Pada umumnya metode riset yang digunakan adalah:
- Pendekatan Deduktif (Deductive Approach)
- Pendekatan Induktif (Inductive Approach)
- Pendekatan Pragmatis (Pragmatic Approach)
- Pendekatan Etika (Ethical Approach)
- Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach)
- Penelitian dengan Metode Ilmiah (Scientific Method of Inquiry)
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).
Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach)
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach) membangun teori berdasarkan kepada konsep penggunaan atau kegunaannya.
Pendekatan Etika
Pendekatan Etika (Ethical Approach) menekankan pada konsep kejujuran (truth), hukum (justice), dan keadilan (fairness). Pendekatan Etika tidak mudah digunakan sebagai pengembangan teori akuntansi. Pendekatan ini telah memperoleh posisi baru karena munculnya sebuah bidang dalam akuntansi yaitu “critical perspective research“.
Pendekatan Perilaku
Dalam Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach), akuntansi dianggap sebagai sebuah praktek yang konsekuensinya direfleksikan oleh orang atau kondisi sosial yang menjalankannya. Termasuk cara berinteraksi dengan organisasi lain serta fenomenanya
CONTOH :
1. Penelitian tentang peningkatan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran tematik pada pelajaran IPA dalam dunia pendidikan
2. Pengaruh nilai tukar rupiah dan suku bunga rill terhadap cadangan primer dan kredit untuk nasabah Bank Mandiri